Kimia berhubungan dengan interaksi
materi yang dapat melibatkan dua zat atau antara materi dan energi, terutama
dalam hubungannya dengan hukum pertama termodinamika. Kimia tradisional
melibatkan interaksi antara zat kimia dalam reaksi kimia, yang mengubah satu
atau lebih zat menjadi satu atau lebih zat lain. Kadang reaksi ini digerakkan
oleh pertimbangan entalpi, seperti ketika dua zat berentalpi tinggi seperti
hidrogen dan oksigen elemental bereaksi membentuk air, zat dengan entalpi lebih
rendah.
Reaksi kimia dapat difasilitasi dengan
suatu katalis, yang umumnya merupakan zat kimia lain yang terlibat dalam media
reaksi tapi tidak dikonsumsi (contohnya adalah asam sulfat yang mengkatalisasi
elektrolisis air) atau fenomena immaterial (seperti radiasi elektromagnet dalam
reaksi fotokimia). Kimia tradisional juga menangani analisis zat kimia, baik di
dalam maupun di luar suatu reaksi, seperti dalam spektroskopi.
Semua materi normal terdiri dari atom atau komponen-komponen
subatom yang membentuk atom; proton, elektron, dan neutron. Atom dapat
dikombinasikan untuk menghasilkan bentuk materi yang lebih kompleks seperti
ion, molekul, atau kristal. Struktur dunia yang kita jalani sehari-hari dan
sifat materi yang berinteraksi dengan kita ditentukan oleh sifat zat-zat kimia
dan interaksi antar mereka. Baja lebih keras dari besi karena atom-atomnya terikat
dalam struktur kristal yang lebih kaku. Kayu terbakar atau mengalami oksidasi
cepat karena ia dapat bereaksi secara spontan dengan oksigen pada suatu reaksi
kimia jika berada di atas suatu suhu tertentu.
Zat cenderung diklasifikasikan berdasarkan energi, fase,
atau komposisi kimianya. Materi dapat digolongkan dalam 4 fase, urutan dari
yang memiliki energi paling rendah adalah padat, cair, gas, dan plasma. Dari
keempat jenis fase ini, fase plasma hanya dapat ditemui di luar angkasa yang
berupa bintang, karena kebutuhan energinya yang teramat besar. Zat padat
memiliki struktur tetap pada suhu kamar yang dapat melawan gravitasi atau gaya
lemah lain yang mencoba mengubahnya. Zat cair memiliki ikatan yang terbatas,
tanpa struktur, dan akan mengalir bersama gravitasi. Gas tidak memiliki ikatan
dan bertindak sebagai partikel bebas. Sementara itu, plasma hanya terdiri dari
ion-ion yang bergerak bebas; pasokan energi yang berlebih mencegah ion-ion ini
bersatu menjadi partikel unsur. Satu cara untuk membedakan ketiga fase pertama
adalah dengan volume dan bentuknya: kasarnya, zat padat memeliki volume dan
bentuk yang tetap, zat cair memiliki volume tetap tapi tanpa bentuk yang tetap,
sedangkan gas tidak memiliki baik volume ataupun bentuk yang tetap.
Air (H2O) berbentuk cairan
dalam suhu kamar karena molekul-molekulnya terikat oleh gaya antarmolekul yang
disebut ikatan Hidrogen. Di sisi lain, hidrogen sulfida (H2S)
berbentuk gas pada suhu kamar dan tekanan standar, karena molekul-molekulnya
terikat dengan interaksi dwikutub (dipole) yang lebih lemah. Ikatan
hidrogen pada air memiliki cukup energi untuk mempertahankan molekul air untuk
tidak terpisah satu sama lain, tapi tidak untuk mengalir, yang menjadikannya
berwujud cairan dalam suhu antara 0 °C sampai 100 °C pada permukaan laut.
Menurunkan suhu atau energi lebih lanjut mengizinkan organisasi bentuk yang
lebih erat, menghasilkan suatu zat padat, dan melepaskan energi. Peningkatan
energi akan mencairkan es walaupun suhu tidak akan berubah sampai semua es
cair. Peningkatan suhu air pada gilirannya akan menyebabkannya mendidih (lihat
panas penguapan) sewaktu terdapat cukup energi untuk mengatasi gaya tarik
antarmolekul dan selanjutnya memungkinkan molekul untuk bergerak menjauhi satu
sama lain.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmuwan yang mempelajari kimia sering disebut kimiawan. Sebagian besar kimiawan melakukan spesialisasi dalam satu atau lebih subdisiplin. Kimia yang diajarkan pada sekolah menengah sering disebut "kimia umum" dan ditujukan sebagai pengantar terhadap banyak konsep-konsep dasar dan untuk memberikan pelajar alat untuk melanjutkan ke subjek lanjutannya. Banyak konsep yang dipresentasikan pada tingkat ini sering dianggap tak lengkap dan tidak akurat secara teknis. Walaupun demikian, hal tersebut merupakan alat yang luar biasa. Kimiawan secara reguler menggunakan alat dan penjelasan yang sederhana dan elegan ini dalam karya mereka, karena terbukti mampu secara akurat membuat model reaktivitas kimia yang sangat bervariasi.
Ilmu kimia secara sejarah merupakan
pengembangan baru, tapi ilmu ini berakar pada alkimia yang telah dipraktikkan
selama berabad-abad di seluruh dunia.
0 komentar:
Posting Komentar