Viskositas
Viskositas merupakan sifat intrinsik fluida yang menunjukkan
resistensi fluida terhadap aliran. Bila energi pengaliran yang tersedia tetap, maka
fluida dengan viskositas tinggi akan mengalir dengan kecepatan lebih
rendah.
Hal inilah yang mendasari perlu dilakukannya proses kimia,
transesterifikasi, untuk menurunkan harga viskositas minyak tumbuhan
sehingga mendekati viskositas solar. Perbedaan viskositas antara minyak
mentah/refined fatty oil dengan biodiesel juga bisa digunakan sebagai salah satu indikator dalam proses produksi biodiesel (Knothe, 2005).
Cloud point dan Pour point
Cloud point adalah temperatur pada saat bahan bakar mulai tampak “berawan” (cloudy).
Hal ini timbul karena munculnya kristal-kristal (padatan) di dalam
bahan bakar. Meski bahan bakar masih bisa mengalir pada titik ini,
keberadaan kristal di dalam bahan bakar bisa mempengaruhi kelancaran
aliran bahan bakar di dalam filter, pompa, dan injektor. Sedangkan pour point adalah temperatur terendah yang masih memungkinkan terjadinya aliran bahan bakar; di bawah pour point
bahan bakar tidak lagi bisa mengalir karena terbentuknya kristal/gel
yang menyumbat aliran bahan bakar. Dilihat dari definisinya, cloud point terjadi pada temperatur yang lebih tinggi dibandingkan dengan pour point.
Penyimpanan dan stabilitas
Biodiesel bisa mengalami degradasi bila disimpan dalam waktu yang
lama disertai dengan kondisi tertentu. Degradasi biodiesel pada umumnya
disebabkan oleh proses oksidasi. Beberapa faktor yang mempengaruhi
degradasi biodiesel antara lain keberadaan asam lemak tak jenuh, kondisi
penyimpanan (tertutup/terbuka, temperatur, dsb.), unsur logam, dan
peroksida. Leung dkk. (2006) menemukan bahwa temperatur tinggi (40oC)
yang disertai dengan keberadaan udara terbuka menyebabkan degradasi
yang sangat signifikan pada penyimpanan biodiesel hingga 50 minggu.
Efek Pelumasan Mesin
Sifat pelumasan yang inheren pada solar menjadi berkurang manakala
dilakukan desulfurisasi (pengurangan kandungan solar) akibat tuntutan
standard solar di berbagai negara. Berkurangnya sifat pelumasan bahan
bakar bisa menimbulkan permasalahan pada sistem penyaluran bahan bakar,
seperti pompa bahan bakar dan injektor (Knothe, 2005). Meski
berkurangnya sifat pelumasan tersebut muncul akibat proses
desulfurisasi, terdapat hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
berkurangnya sifat pelumasan tersebut bukan akibat berkurangnya
konsentrasi sulfur itu sendiri, namun karena berkurangnya
komponen-komponen non-polar yang terikut dalam proses desulfurisasi
(Knothe, 2005).
Penggunaan biodiesel sebagai aditif pelumasan
pada solar berkadar sulfur rendah memiliki keuntungan dibandingkan
dengan aditif lain, karena biodiesel sekaligus merupakan bahan bakar
mesin diesel.
Sumber: ngenhttp://www.kamusilmiah.com/mesin/mengenal-biodiesel-karakteristik-produksi-hingga-performansi-mesin-3/
Minggu, 16 November 2014
TTKI : Mengenal Bio Diesel: Karakteristik, Produksi, hingga Performa Mesin
06.49
Steviani Puspitasari
No comments
0 komentar:
Posting Komentar