Kamis, 17 Oktober 2013

Hati-Hati Bahan Pengawet Berbahaya !!

Di zaman modern sekarang ini pengawet pada produk makanan maupun minuman merupakan hal yang umum digunakan dalam industry kuliner. Produk yang serba praktis, tahan lama, dan tampilan yang menarik menjadi factor pentingnya pengawet makanan. Namun tidak semua pengawet makanan ini aman dikonsumsi, seperti pengawet yang mengandung bahan kimia berbahaya bagi tubuh apabila dikonsumsi secara terus menerus.
Tuntutan konsumen yang menginginkan kualitas produk yang praktis dan tahan lama membuat pelaku industry kuliner menambahkan pengawet pada produknya. Tujuan pengawet makanan ini adalah untuk memperpanjang daya simpan sebuah produk dengan cara mencegah pertumbuhan mikroorganisme pembusuk.
Sebenarnya pengawet makanan dapat diperoleh secara alami maupun sintesis. Pengawet alami biasa diperoleh dari bahan makanan seperti bawang putih, gula, dan garam. Namun pengawet alami tidak memiliki ketahanan yang cukup, maka dari itu berkembanglah pengawet sintesis yang merupakan hasil pencampuran secara kimia.
Bahan pengawet sintetis mempunyai sifat lebih stabil dan lebih pekat. Penggunaan pengawet sintetis relative yang lebih sedikit tetapi memiliki daya tahan yang lebih lama. Namun pengawet sintetis menimbulkan efek negatif bagi kesehatan, seperti memicu pertumbuhan sel kanker akibat senyawa karsinogenik dalam pengawet. Contoh dari pengawet sintetis adalah natrium benzoat, kalium sulfit dan nitrit.

Dewasa ini sering kita jumpai para pelaku industri yang melakukan kecurangan menggunakan pengawet seperti boraks dan formalin. Hal ini sangatlah berbahaya bagi konsumen, karena seperti kita ketahui bahwa bahan-bahan kimia pengawet  tersebut sejatinya bukan untuk digunakan pada makanan. Murah dan mudah didapatkan menjadi factor pendorong para produsen menggunakan bahan-bahan tersebut. Ironis banyak para produsen yang tidak mengetahui dampak dari pengguanan bahan pengawet non makanan.

Formalin adalah bahan kimia untuk perekat kayu lapis dan desinfektan yang kadang digunakan untuk mengawetkan tahu dan mie basah. Apabila dikonsumsi formalin bisa menimbulkan terikatnya DNA oleh protein Dalam sebuah penelitian, binatang percobaan yang mengisap formalin secara terus menerus terserang kanker dalam hidung dan tenggorokan. 

Masyarakat yang mengkonsumsi makanan mengandung formalin bisa menyebabkan gangguan persyarafan berupa susah tidur, sensitif, mudah lupa, sulit berkonsentrasi, dan pada wanita akan menyebabkan gangguan menstruasi dan kehamilan.
Ciri-ciri umum pada beberapa makanan yang diduga mengandung formalin adalah tidak rusak sampai dua hingga lima hari pada suhu kamar (25 derajat celcius) dan bertahan lebih dari 15 hari pada suhu lemari es (10 derajat celcius). Selain itu bau makanan terasa agak menyengat yakni bau khas formalin.
Sedangkan boraks atau sering disebut bleng tidak aman untuk dikonsumsi sebagai makanan. Seringnya mengkonsumsi makanan yang mengandung boraks akan menyebabkan gangguan otak, hati dan ginjal. Dalam jumlah banyak, boraks menyebabkan demam, merangsang sistem saraf pusat, menimbulkan depresi, tekanan darah turun, kerusakan ginjal, pingsan hingga kematian.
Kita sebagai konsumen sudah semestinya berhati-hati memilih makanan yang akan kita konsumsi. Sebenarnya metode pengawetan makanan baik secara alami, buatan, maupun fisika akan mempengaruhi kualitas gizi yang terkandung dalam makanan tersebut, terutama vitamin dan mineral. Oleh karena itu, mengonsumsi bahan pangan segar adalah cara terbaik untuk mendapatkan asupan nutrisi yang optimal.

0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop