Selasa, 16 Desember 2014

Ringkasan Jurnal : ANALISA PERILAKU KONSUMEN DAN NILAI KOMIK JEPANG

Judul : ANALISA PERILAKU KONSUMEN DAN NILAI KOMIK JEPANG
Penulis : DJUDIYAH
Jurusan Psikologi Fakultas Psikologi Universitas Muhammadiyah Malang
Link Sumber : http://ejournal.umm.ac.id/index.php/industri/article/viewFile/657/680


ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menjelaskan motivasi dan macam-macam nilai dari Komik Jepang. Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subyek pada penelitian adalah 35 siswa Sekolah Menengah Pertama di Malang, dimana digunakan teknik sampling insidental. Instrumen untuk mengumpulkan data adalah kuesioner. Metode analisa data adalah deskriptif kuantitatif. Hasil pertama dari penelitian ini adalah faktor motivasinya adalah kebutuhan sosial, kebutuhan egoistik, aktualisasi diri dan kebutuhan rasa aman. Kedua, nilai dari komik jepang adalah gambar dan bahasa yang digunakan dalam komik jepang mudah dimengerti, topiknya bervarias dan kebanyakan sama dengan budaya Indonesia dan kadang ceritanya lebih realistik dan harganya lebih murah dibanding komik Amerika.

Kata kunci: perilaku konsumen, nilai, komik jepang

PENDAHUUANNilai atau value juga merupakan aspek penting yang dapat membuat konsumen puas serta loyal atau
setia terhadap produk atau jasa. Nilai atau value diartikan sebagai selisih antara nilai pelanggan total dan biaya pelanggan total. Nilai pelanggan total merupakan sekumpulan manfaat yang diharapkan oleh pelanggan dari produk atau jasa tertentu. Biaya total pelanggan adalah sekumpulan biaya yang diharapkan oleh konsumen yang dikeluarkan untuk mengevaluasi, mendapatkan, menggunakan dan membuang produk atau jasa (Kotler, 2000). Dengan demikian dapat dikatakan bahwa produk atau jasa yang memberikan nilai lebih akan membuat konsumen puas dan dapat membuat konsumen loyal terhadap produk atau jasa. Salah satu alasan mengapa komik menjadi populer akhir-akhir ini adalah karena pengaruh TV (Johannsson dan Nonka, 1998). TV dianggap sebagai media gambar yang utama (Schiffman dan Kanuk, 2000) yang dapat berpengaruh pada perilaku konsumen. Acaraacara TV banyak menayangkan film-film kartun yang banyak digemari anak-anak maupun remaja, Misalnya Shinchan, Samurai X dan Spongebob. Cerita yang ada di film-film kartun ini juga banya kesamaan atau kemiripan dengan cerita-cerita yang ada di komik, khususnya komik Jepang sehingga anak-anak juga suka membaca komik Jepang. Menurut Polay, et al. (1996) ada beberapa alasan mengapa sensitivitas advertensi lebih berpengaruh pada anak-anak muda bila dibandingkan dengan orang dewasa, salah satu alasan tersebut adalah pembentukan identitas dan perhatian advertensi pada remaja adalah untuk membentuk identitas diri, yang menyebabkan remaja yang berumur belasan memperhatikan pengaruh advertensi dan peergroupnya terhadap cue yang berhubungan dengan simbol-simbol kedewasaan dan penerimaan orang lain. Remaja belasan juga lebih mampu menerima image yang romantis, sukses, mengagumkan, popular dan adventurir, dimana hal ini akan dicapai dengan cara mengkonsumsi rokok. Ditambahkan Loudon dan Bitta bahwa remaja belasan, banyak mengalami ketidak menentuan dan menyebabkan mereka ingin untuk menemukan indentitas dirinya. Mereka akan aktif mencari cue dari peernya dan dari advertensi sebelum mereka berperilaku. Mereka menjadi tertarik pada bermacam-macam produk yang dapat mengekspresikan kebutuhan mereka untuk eksperimen, belonging, independent, bertanggung jawab dan disukai orang lain (Solomon, 1999).

Editor komik PT. Indira Publishing yang mengungkapkan bahwa kehadiran komik-komik Jepang seperti: Doraemon, Kungfu Boy ataupu Sailor Moon ternyata mampu mengalihkan perhatian anak-anak dari komik asing lain seperti Tin-tin atau Lucky Luke (Republika, 24 Agustus, 1997). Anakanak menjadi lebih menyukai komik Jepang dari pada komik-komik asing lainnya. Demikian besar konsumen komik Jepang ini, sehingga sebuah majalah anak-anak yang cukup populerpun harus memuat komik Jepang agar laku (Kompas, 5 Pebruari 1998). Komik Jepang pada akhirnya merajalela. Setiap hari selalu ada saja pengunjung yang menekuni rak-rak komik di toko Buku Gramedia Malang yang nyaris semua berasal dari Jepang. Sementara banyak anak dan remaja lain yang dengan setia pergi ke perpustakaan atau taman-taman bacaan terdekat untuk membaca komik Jepang tersebut. Hal ini tidak saja terjadi di Indonesia, menurut Koh (1999) remaja
belasan di bangkok, Singapore, dan negara-negara lain banyak mengkoleksi komik Jepang. Kenyataan ini menimbulkan pentanyaan, mengapa anak-anak dan remaja sangat menyukai komik Jepang bila dibandingkan dengan komik yang berasal dari Eropa, Amerika maupun dari Indonesia sendiri (lokal).

METODE
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui motivasi serta nilai (value) lebih yang dipersepsikan dan dirasakan oleh remaja ketika mereka menyewa, membaca, membeli ataupun mengkoleksi komik Jepang. Populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTP yang menjadi pelanggan persewaan komik ”Tumapel Agency” di Singosari Malang. Sampel penelitian ini berjumlah 35 orang yang diambil dengan teknik Incidental Sampling. Metode pengumpul data yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif. 

HASIL DAN PEMBAHASAN]
Hasil analisis data menemukan bahwa motivasi siswa mengkonsumsi komik Jepang adalah untuk memenuhi kebutuhan sosial (social needs). Hal ini sesuai dengan tugas perkembangan remaja adalah mampu menjalin hubungan interpersonal dengan orang-orang disekitarnya. Hubungan interpersonal ini merupakan sarana bagi remaja untuk menemukan jati diri atau identitas diri remaja (Hurlock, 1992). Komik dapat dijadikan topik pembicaraan yang sangat menarik bagi remaja, apalagi jika remaja memiliki kesamaan topik komik yang dibacanya. Hal ini akan membuat hubungan interpersonal diantara mereka akan semakin erat karena memiliki kesukaan yang sama (Feldman, 1999).

SIMPULAN
Perilaku siswa membaca komik Jepang dimotivasi oleh keinginan untuk memenuhi kebutuhan sosial atau kebutuhan untuk diterima oleh teman-temannya terutama peer groupnya, kebutuhan egoistik ata kebutuhan untuk mendapatkan penghargaan, kebutuhan aktualisasi diri serta kebutuhan akan rasa aman dari teman-temannya. Value lebih yang dimiliki oleh komik Jepang adalah gambar maupun bahasa yang disajikan mudah di cerna. Topik yang ditawarkan lebih bervariasi dan tidak jauh berbeda dengan dogeng ataupun cerita yang ada di Indonesia.


0 komentar:

Posting Komentar

Twitter Delicious Facebook Digg Stumbleupon Favorites More

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Hosted Desktop